Zogie Ari Effendi | Kumpulan Materi Perkuliahan Keperawatan

Zogie Ari Effendi | Kumpulan Materi Perkuliahan Keperawatan
Stikes ICME Jombang

Friday 26 September 2014

Makalah Sinus Takikardi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Distrimia adalah suatu kelainan  irreguler dari denyut jantung  yang di sebabkan oleh  pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya. Disritmia dibagi menjadi dua golongan besar :
a. Gangguan pembentukan impuls
b. Gangguan penghantaran impulsd
Gangguan pembentukan impuls dapat terjadi secara aktif maupun pasif. Bila gangguan rangsang terbentuk secara aktif, diluar urutan jaras hantaran normal, sering kali menimbulkan gangguan irama ektopik, dan bila terbentuk secara pasif sering menimbulkan escape-rythm (irama pengganti). 
Dalam kondisi normal, SA Node berperan sebagai pacemaker utama jantung dalam menginisiasi impuls secara reguler antara 60-100 beat per menit (bpm). Salah satu gangguan pembentukan impuls pada nodus sinoatrial adalah sinus takikardi.
Istilah denyut jantung yang lebih cepat dari denyut jantung normal mungkin belum terlalu banyak diketahui oleh orang. Penyakit tersebut lebih dikenal dengan sebutan Takikardia.
Takikardia adalah denyut jantung yang lebih cepat daripada denyut jantung normal. Jantung orang dewasa yang sehat biasanya berdetak 60 sampai 100 kali per menit ketika sedang beristirahat.
Denyut jantung dikendalikan oleh sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke seluruh jaringan jantung. Takikardia disebabkan oleh suatu kelainan di dalam jantung sehingga menghasilkan sinyal listrik yang cepat.
Dalam beberapa kasus, takikardia tidak menimbulkan komplikasi. Namun, takikardia yang parah dapat mengganggu fungsi normal jantung, meningkatkan risiko stroke, atau menyebabkan serangan jantung mendadak atau kematian.
Sinus  takikardia pada faktanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan sinusitis yang biasa menyerang saluarn pernafasan utamanya  hidung .
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai gangguan pembentukan impuls sinus disritmia yaitu tentang Sinus Takikardi.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit atau gangguan pembentukan impuls ( Disritmia ) tentang Sinus Takikardi.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi sinus takikardi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi distrimia.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi sinus takikardi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi sinus takikardi.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pathway pada sinus takikardi.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis sinus takikardi.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada sinus takikardi.
8. Dapat melakukan Asuhan Keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada kelainan sinus takikardi.











BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 DEFINISI
Sinus takikardia adalah meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF. Irama takikardia mengurangi curah jantung dengan memperpendek waktu pengisian ventrikel dan volume sekuncup,  karena curah jantung turun, tekanan arteri dan perfusi perifer berkurang. Disamping itu, takikardia juga dapat mengurangi lama waktu diastolik, yaitu masaa aliran koroner paling besar, dan dengan demikian mngurangi suplai oksigen ke arteri koronaria. Takikardia sinus ( denyut denyut cepat ) dapat disebabkan oleh demam, kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif (Congestive Hearth Failure-CHF), nyeri, keadaan hipermetabolisme, kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik. (Arif Muttaqin, 2008)
Sinus takikardi dapat merupakan respon fisiologis terhadap latihan atau stress namun automatisasi abnormal, baik dari SN atau fokus etropik di atrium maupun ventrikel, atau mekanisme eksitasi re-entri dapat menyebabkan takikardia nonfisiologis. ( Huon H. Gray, 2005 )

Takikardia   sinus  adalah peningkatan  denyut jantung  yang normal dan teratur. Kondisi ini terjadi ketika  nodus sinoatrial  ( alat pacu jantung  alami) mengirimkan sinyal-sinyal listrik lebih cepat dari biasanya. Denyut  jantung  cepat, tetapi jantung bekerja dengan benar. (Kamus Kesehatan)
Takikardi sinus didefinisikan sebagai frekuensi denyut jantung yang lebih dari 100 menit yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang cepat dari pacu jantung normal ; biasanya terjadi pada keadaan demam, latihan, emosi, nyeri, anemia, gagal jantung, syok, tirotoksikosis, atau sebagai respon berbagai macam obat. Alkohol dan penghentian alkohol mendadak (alkohol withdrawal) merupakan penyebab takikardi sinus dan aritmia supraventrikuler yang cukup sering. ( Lawrence M. Tierney, Jr : 302 )
Sinus takikardi yaitu keadaan dimana nodus sinus dipercepat dan menghasilkan impuls dengan frekuensi   100 bpm, dengan batas sampai 160-180 bpm. ( Wajan juni Udjianti )
2.2 KLASIFIKASI TAKIKARDIA
Berdasarkan tampilan gelombang QRS
1. Takikardia QRS Sempit :
a. Sinus Takikardi
Takikardi sinus (Denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh deman , kehilangan darah akut ,anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri, keadaan hipermetabolisme kecemasan, sompatomimetika, atau pada pengobatan parasimpatolitik.
b. Atrial Fibrilasi
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi) biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung,gagal jantung kongestif, tirokoksitosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung congenital.
c. Atrial Flutter
Flutter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 250-400 x/menit. Karakter penting pada distritmia ini adalah terjadinya penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda pentingdari distritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium yang dilepaskan 250-400 x/menit akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu distritmia yang mengancam jiwa.

2. Takikardia QRS Lebar :
a. Ventrikel takikardia
Distritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti pada PVC. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus di anggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas.
b. Supra ventrika dengan abransi
Berasal di suatu tempat di atas ventrikel. Gangguan ini disebabkan oleh sirkuit yang abnormal pada jantung dan biasanya muncul pada saat kelahiran. Gangguan ini menhgasilkan sinyal yang tumpang tindih. Salah satu bentuk SVT bisa membagi sinyal listrik menjadi dua, yang satu sinyal dikirim ke ventrikel dan satunya lagi kembali ke atrium. Kelainan lain yang umum adalah adanya jalur listrik tambahan dari atrium ke ventrikel yang melewati AV node. Hal ini menyebabkan sinyal turun di satu jalur dan naik di jalur lainnya. Wolff-Parkinson-White syndrome merupakan salah satu gangguan yang menampilkan jalur ekstra.

Berdasarkan keteraturan irama
1. Takikardia dengan irama yang tidak teratur
a. Atrial fibrilasi
b. Atrial Flutter
2. Takikardia dengan irama yang teratur
a. Sinus takikardi
b. Atrial takikardia
c. Ventrikel takikardia
d. Supra ventrika dengan abransi

2.3 ETIOLOGI
Takikardia disebabkan gangguan impuls listrik yang mengontrol irama kerja jantung. Banyak hal yang dapat menyebabkannya, yaitu:
1. Kerusakan jaringan jantung akibat penyakit jantung
2. Tekanan darah tinggi
3. Latihan
4. Merokok
5. Demam
6. Terlalu banyak minum alkohol dan kafein
7. Efek samping obat parasimpatolitik
8. Penyalahgunaan narkoba, seperti kokain
9. Ketidakseimbangan elektrolit, mineral atau zat terkait yang diperlukan untuk melakukan impuls listrik
10. Tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme)
11. Dalam beberapa kasus, penyebab pasti takikardia tidak dapat ditentukan
12. Kegelisahan
13. Anemia
14. Dehidrasi
15. Hipovolemia
16. Emboli paru
17. Penyakit paru obstruktif kronik
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Detak jantung terlalu cepat menyebabkan kerja jantung tidak efektif memompa darah ke seluruh tubuh sehingga mengurangi asupan oksigen ke organ dan jaringan. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala takikardia :
a. Perubahan Tekanan Darah ( hipertensi atau hipotensi) nadi mungkin tidak teratur ,definisi nadi bunyi jantung irama tak teratur , bunyi ekstra,denyut menurun, kulit pucat, sinosis,berkeringat,edema.
b. Sinkop,pusing,berdenyut,sakit kepala, disiorentasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat , dapat hilang atau tidak dengan obat antiginia gelisa
d. Nafas pendek,batuk,perubahan kecepatan / kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,ronki,mengi) mungkin ada menunjukan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri ( edema paru ) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;hemoptisis
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,eritema,edema (thrombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

Karakterisstik :
Site of Origin : SA Node
Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menit
Gelombang P : selalu ada sebelum QRS, ukuran dan bentuk sama
Kompleks QRS : normal < 0,12 detik
PR Interval : 0,12-0,20 detik
Hantaran : biasanya normsl
Irama : regular





2.5 PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya aritmia:
a. Pengaruh pexrsarafan autonom (simpatis dan parasimpatis) yang mempengaruhi HR).
b. Nodus SA mengalami depresi sehingga fokus irama jantung diambil alih yang lain.
c. Fokus yang lain lebih aktif dari nodus SA dan mengontrol irama jantung.
d. Nodus SA membentuk impuls, akan tetapi tidak dapat keluar (Sinus  arrest) atau mengalami hambatan dalam perjalanannya keluar nodus SA (SA block).
e. Terjadi hambatan dalam impuls sesudah keluar nodus SA, misalnya di daerah atrium, berkas His, ventrikel dan lain-lain (Rahman, 2009).

Mekanisme timbulnya sinus takikardi :
Takikardi otomatis disebabkan oleh pacu jantung yang abnormal baik pada jaringan jantung khusus atau jaringan jantung biasa yang kemudian berubah menjadi sel pacu jantung sebagai konsekuensi dari penyakit.
Sirkuit re-entri terjadi akbat adanya penghalang anatomis konduksi elektrik dan daerah dengan konduksi yang lambat, sehingga periode refraktor (masa pemulihan eksitalibitias setelah depolarisasi) lebih singkat dari pada waktu konduksi total disekitar sirkuit re-entri. Dengan cara ini miokard kembali bisa mengalami depolarisasi pada saat gelombang eksitasi sirkular menyelesaikan sirkuit. Sirkuit re-entri merupakan mekanisme takikardia pada sinus takikardi.

Pathway Sinus Takikardi

Impuls jantung abnormal

Depresi nodus SA

Gangguan irama jantung
 
Nadi cepat

Sirkulasi Darah Terganggu
  
 

 
 
Penurunan Curah jantung




    Intoleran aktifitas





2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/ mengeksaserbasi disritmia.

2.7 PENATALAKSANAAN
Memperlambat detak jantung :
1. Manuver Vagal
Manuver vagal mempengaruhi saraf vagus yang membantu mengatur detak jantung. Metodenya antara lain; batuk dan meletakkan kantong es yang di wajah.
2. Obat-obatan. Suntikan obat anti-arrhythmic dapat mengembalikan denyut jantung kembali normal. Suntikan obat ini diberikan di rumah sakit. Dokter dapat meresepkan versi pil obat anti-arrhythmic, seperti flecainide (Tambocor) atau propafenone (Rythmol).
3. Kardioversi Dalam prosedur ini, kejutan listrik dikirimkan ke jantung Anda sehingga mempengaruhi impuls listrik di dalam jantung dan mengembalikan irama normal jantung. Biasanya dilakukan ketika perawatan darurat diperlukan atau saat manuver dan obat tidak efektif.

Mencegah atau mengelola episode takikardia menurut Huon H. Gray :
1. Ablasi kateter
Dalam prosedur ini, kateter diselipkan ke dalam pembuluh darah jantung. Elektroda di ujung kateter dapat menggunakan energi panas, dingin ekstrim, atau frekuensi radio untuk mengikis jalur listrik yang berlebihan dan mencegah pengiriman sinyal listrik. Prosedur ini sangat efektif, terutama untuk takikardia supraventrikuler. Ablasi kateter juga dapat digunakan untuk mengobati fibrilasi atrium dan atrial flutter.
2. Obat-obatan Obat anti-arrhythmic dapat mencegah denyut jantung cepat jika diminum secara teratur. Obat lain yang mungkin diresepkan, baik sebagai alternatif atau dalam kombinasi dengan obat anti-arrhythmic, adalah diltiazem (Cardizem), verapamil (Calan), metoprolol (Lopressor, Toprol) dan esmolol (Brevibloc).

3. Alat pacu jantung
Sebuah alat pacu jantung adalah sebuah perangkat kecil yang ditanamkan di bawah kulit. Bila perangkat ini mendeteksi adanya detak jantung yang abnormal, alat ini memancarkan pulsa listrik yang membantu jantung mengalahkan sinya yang mengacau jantung.
4. Implan cardioverter-defibrilator
Perangkat ini berukuran sebesar ponsel dan ditanamkan di dada melalui pembedahan. ICD terus memonitor detak jantung, mendeteksi peningkatan denyut jantung dan memberikan kejutan listrik yang dikalibrasi secara tepat untuk mengembalikan irama jantung normal.
5. Bedah
Dokter bedah membuat sayatan kecil di jaringan jantung untuk menciptakan pola atau labirin jaringan parut. Jaringan parut tidak menghantarkan listrik sehingga mengganggu impuls listrik liar yang menyebabkan takikardia. Pembedahan biasanya dilakukan hanya jika pilihan pengobatan lain tidak bekerja atau untuk mengobati gangguan jantung yang lain.
6. Mencegah pembekuan darah
Beberapa orang dengan takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obat pengencer darah seperti dabigatran (Pradaxa) dan warfarin (Coumadin).
7. Mengobati penyakit yang mendasari
Jika takikardia disebabkan masalah medis lain seperti hipertiroidisme, mengobati masalah yang memicu akan mencegah atau meminimalkan takikardia.

2.8 KOMPLIKASI
Sinus takikardia jarang sekali menimbulkan komplikasi yang serius.Namun pasien dengan  penyakit  jantung organik dan sinus takikardia bisa mengalami CHF (Congestive Hearth Failure /gagal jantung kongestif) atau iskemia.


BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Pasien dengan sinus takikardi dikaji melalui pengkajian riwayat, dan fisik secara psikososial. Fokus utama pengkajian adalah pada disritmia itu sendiri dan pengaruhnya terhadap curah jantung (frekuensi jantung x volume sekuncup). Bila curah jantung berkurang, maka jumlah oksigen yang mencapai jaringan dan organ vital akan berkurang. Pengurangan oksigen tersebut menghasilkan tanda-tanda yang berhubungan dengan disritmia. Riwayat pasien diambil untuk menentukan adanya sinkop (pingsan), baik yang dahulu maupun sekarang, kepala ringan, pusing, kelelahan, nyeri dada, dan berdebar-debar. Salah satu atau semua gejala tersebut dapat terjadi bila curah jantung berkurang.
Pengkajian fisik yang diambil dari riwayat pasien dilakukan untuk menegakkan data dan untuk mengobservasi tanda-tanda pengurangan curah jantung. Perhatian harus ditujukan pada kulit, yang dapat tampak pucat dan dingin. Observasi tanda-tanda retensi cairan, seperti distensi vena leher dan krekel serta wheezing di dada. Denyut jantung dikaji pada apeks dan perifer untuk mengitung frekuensi dan irama. Ada atau tidaknya denyut defisit harus dicatat. Jantung diauskultasi untuk adanya suara tambahan, khususnya S3 dan S4 yang mencerminkan penurunan compliance miokardium yang tampak dari pengurangan curah jantung. Tekanan darah diukur dan tekanan nadi ditentukan. Penurunan tekanan nadi menunjukkan pengurangan curah jantung.
Pengkajian secara terpisah tidak dapat mengungkapkan adanya perubahan curah jantung; maka, perawat harus membandingkan secara berulang pengamatan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perubahan yang sedikit saja.



A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
§ Apakah ada peningkatan sekret ?
§ Adakah suara nafas : krekels ?
2. Breathing
§ Adakah distress pernafasan ?
§   Adakah hipoksemia berat ?
§ Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
§ Apakah ada bunyi whezing ?
3. Circulation
§ Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
§ Apakah ada takikardi ?
§ Apakah ada takipnoe ?
§ Apakah haluaran urin menurun ?
§ Apakah terjadi penurunan TD ?
§ Bagaimana kapilery refill ?
§ Apakah ada sianosis ?

B. PENGKAJIAN SEKUNDER
AKTIVITAS /ISTIRAHAT
Gejala : Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Tanda : Perubahan frekwensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga.
SIRKULASI
Gejala :
· Riwatar IM sebelumnya/akut 90%-95% mengalami disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda :
· Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.
· Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).
· Deficit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
· Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
· Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat (gagal jantung, syok).
· Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
· Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.

INTEGRITAS EGO
Gejala :
· Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
· Stressor sehubungan dengan masalah medik.
Tanda :
· Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.

MAKANAN/CAIRAN
Gejala :
· Hilang nafsu makan, anoreksia.
· Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
· Mual/muntah.
· Perubahan berat badan.
Tanda :
· Perubahan berat badan.
· Edema
· Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.
· Pernapasan krekels.

NEURO SENSORI
Gejala :
· Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda :
· Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
· Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi.
· Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).
· Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam hidup (takikardia ventrikel , bradikardia berat).

NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala :
· Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bias hilang oleh obat anti angina.
Tanda :
· Perilaku distraksi, contoh gelisah.

PERNAPASAN
Gejala :
· Penyakit paru kronis.
· Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
· Napas pendek.
· Batuk (dengan /tanpa produksi sputum).
Tanda :
· Perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan selama episode disritmia.
· Bunyi napas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal.

KEAMANAN
Tanda :
· Demam.
· Kemerahan kulit (reaksi obat).
· Inflamasi, eritema, edema (trombosis superficial).
· Kehilangan tonus otot/kekuatan.


PENYULUHAN
Gejala :
· Faktor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke.
· Penggunaan/tak menggunakan obat yang disresepkan, contoh obat jantung (digitalis); anti koagulan (coumadin) atau obat lain yang dijual bebas, contoh sirup batuk dan analgesik berisi ASA.
· Adanya kegagalan untuk memeprbaiki, contoh disritmia berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup.

3.2 DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi atau irama jantung.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan metabolisme



















3.3 RENCANA INTERVENSI

     

3.4 IMPLEMENTASI
Tahap pelaksanaan adalah merupakan perwujudan dari rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya pada tahap perencanaan untuk mengatasi klien secara optimal.
3.5 EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang keresahan klien dengan berdasar tujuan yang telah ditetapkan.
Dalamevaluasi tujuan tersebut terdapat 3 alternatif yaitu :



BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Takikardi sinus didefinisikan sebagai frekuensi denyut jantung yang lebih dari 100 menit yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang cepat dari pacu jantung normal ; biasanya terjadi pada keadaan demam, latihan, emosi, nyeri, anemia, gagal jantung, syok, tirotoksikosis, atau sebagai respon berbagai macam obat. Alkohol dan penghentian alkohol mendadak (alkohol withdrawal) merupakan penyebab takikardi sinus dan aritmia supraventrikuler yang cukup sering. (Lawrence M. Tierney, Jr : 302)
Sinus takikardi dapat merupakan respon fisiologis terhadap latihan atau stress namun automatisasi abnormal, baik dari SN atau fokus etropik di atrium maupun ventrikel, atau mekanisme eksitasi re-entri dapat menyebabkan takikardia nonfisiologis. ( Huon H. Gray, 2005 )
4.2 SARAN
Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan perawatan pasien sinus takikardi dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun dimasyarakat.  Agar masalah keperawatan pada pasien sinus takikardi dapat teratasi dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.  Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien sinus takikardi hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Gray, H. Huon, dkk.  2005. Lecture Notes Kardiologi. Jakarta : Erlangga
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
M. Tierney, Lawrence, dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran  Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika
Udjianti, Juni Wajan. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika
Putra, Yongke. 2013. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan aritmia. http://yongke-putra.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html. diakses tanggal 27 April 2014 pukul 12:40
Redaksi. 2011. Takikardia Membuat Jantung Berdebar Kencang.http://www.detikhealth.com/read/2011/09/30/094157/1733757/770/takikardia-membuat-jantung-berdebar-kencang?l99110175. diakses tanggal 27 April 2014 pukul 12:41
Redaksi. 2012. Sinus Takikardia. http://indobeta.com/sinus-takikardia/6378/. Diakses tanggal 27 April 2014 pukul 12.15
Sinus Takikardia. http://pengetahuan-base.net/gejala-dan-pengobatan-sinus-takikardia.html. diakses tanggal 27 April 2014 pukul 12.48






No comments:

Post a Comment

Trimakasih Atas Kunjungan Anda